Jurnalisme
online merupakan
proses penyampaian informasi dengan menggunakan media internet. Internet
mempermudah pekerjaan jurnalistik, sebab jurnalistik dapat dapat dilakukan
melalui PC atau komputer. Dengan menggunakan internet sebagai alat reportase
atau sumber informasi bagian media-media tradisional atau koran.
- Ciri-ciri Jurnalisme Online
- Sifatnya yang real time. Berita, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, bisa langsung dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung. Ini barangkali tidak terlalu baru untuk jenis media tradisional lain seperti TV, radio, telegraf, atau teletype.
- Dari sisi penerbit, mekanisme publikasi real time itu lebih leluasa tanpa dikerangkengi oleh periodisasi maupun jadwal penerbitan atau siaran: kapan saja dan dimana saja selama dia terhubung ke jaringan Internet maka penerbit mampu mempublikasikan berita, peristiwa, kisah-kisah saat itu juga. Inilah yang memungkinkan para pengguna/pembaca untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan sebuah peristiwa dengan lebih sering dan terbaru.
- Menyertakan unsur-unsur multimedia adalah karakteristik lain jurnalisme online, yang membuat jurnalisme ini mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang lebih kaya ketimbang jurnalisme di media tradisional. Karakteristik ini, terutama sekali, berlangsung pada jurnalisme yang berjalan di atas web.
- bersifat interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web, karya-karya jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang terhubung dengan sumber-sumber lain. Ini berarti, pengguna/pembaca dapat menikmati informasi secara efisien dan efektif namun tetap terjaga dan didorong untuk mendapatkan pendalaman dan titik pandang yang lebih luas -bahkan sama sekali berbeda.
- Tidak membutuhkan organisasi resmi berikut legal formalnya sebagai lembaga pers. Bahkan dalam konteks tertentu organisasi tersebut dapat dihilangkan
- Tidak membutuhkan penyuting/redaktur seperti yang dimiliki surat kabar konvensional sehingga tidak ada orang yang mampu membantu masyarakat dalam menentukan informasi mana yang masuk akal atau tidak.
- Tidak ada biaya berlangganan kecuali langganan dalam mengakses internet sehingga komunikan atau audience memiliki kebebasan dalam memilih informasi yang diinginkan
- Relatif lebih terdokumentasi karena tersimpan dalam jaringan digital
Adapun pengertian lain
Online
Journalism
Jurnalisme dalam KBBI disebut sebagai pekerjaan
mengumpulkan, menulis, mengedit, dan melaporkan berita kepada khalayak. Dalam
perkembangannya, media penyampaian berita kepada pembaca tidak hanya terbatas
pada surat kabar. Tetapi seiring perkembangan teknologi, kini arah perkembangan
media menuju persaingan media online. Media
online bisa menampung berita teks, image, audio dan video. Berbeda dengan
media cetak, yang hanya menampilkan teks dan image.
”Online” sendiri merupakan bahasa internet yang berarti
informasi dapat diakses di mana saja dan kapan saja selama ada jaringan
internet. Jurnalisme online ini merupakan perubahan baru dalam ilmu
jurnalistik. Laporan jurnalistik dengan menggunakan teknologi internet, disebut
dengan media online, yang menyajikan informasi dengan cepat dan mudah diakses
di mana saja. Dengan kata lain, berita saat ini bisa di baca saat ini
juga, di belahan bumi mana saja.
Menurut Satrio Arismunandar (2006), orang yang
memproduksi content terutama untuk Internet, dan khususnya untuk World Wide
Web, dapat dianggap bekerja untuk salah satu atau lebih dari empat jenis
Jurnalisme Online yang tersebut di bawah ini.
Berbagai jenis jurnalisme online itu dapat ditempatkan di antara dua domain.
Berbagai jenis jurnalisme online itu dapat ditempatkan di antara dua domain.
Domain pertama, adalah suatu
rentangan, mulai dari situs yang berkonsentrasi pada editorial content sampai
ke situs-situs Web yang berbasis pada konektivitas publik (public
connectivity). Editorial content diartikan di sini sebagai teks (termasuk
kata-kata yang tertulis atau terucapkan, gambar-gambar yang diam atau
bergerak), yang dibuat atau diedit oleh jurnalis. Sedangkan konektivitas publik
dapat dipandang sebagai komunikasi ”titik-ke-titik yang standar” (standard
point-to-point). Atau, bisa juga kita nyatakan sebagai komunikasi ”publik”
tanpa perantaraan atau hambatan (barrier of entry), misalnya, hambatan dalam
bentuk proses penyuntingan (editing) atau moderasi (moderation).
Domain kedua, melihat pada
tingkatan komunikasi partisipatoris, yang ditawarkan oleh situs berita
bersangkutan. Sebuah situs dapat dianggap terbuka (open), jika ia memungkinkan
pengguna untuk berbagi komentar, memposting, mem-file (misalnya: content dari
situs tersebut) tanpa moderasi atau intervensi penyaringan. Sedangkan
komunikasi partisipatoris tertutup (closed) dapat dirumuskan sebagai situs di
mana pengguna mungkin berpartisipasi. Namun langkah komunikatif mereka harus
melalui kontrol editorial yang ketat.
Berikut ini empat jenis jurnalisme online yang
dikemukakannya:
1. Mainstream News sites
Bentuk
media berita online yang paling tersebar luas adalah situs mainstream news.
Situs ini menawarkan pilihan editorial content, baik yang disediakan oleh media
induk yang terhubung (linked) dengannya atau memang sengaja diproduksi untuk
versi Web. Tingkat komunikasi partisipatorisnya adalah cenderung tertutup atau
minimal. Contoh: situs CNN, BBC, MSNBC, serta berbagai suratkabar online. Situs
berita semacam ini pada dasarnya tak punya perbedaan mendasar dengan jurnalisme
yang diterapkan di media cetak atau siaran, dalam hal penyampaian berita,
nilai-nilai berita, dan hubungan dengan audiences. Di Indonesia, yang sepadan
dengan ini adalah detik.com, Astaga.com, atau Kompas Cyber Media.
2. Index & Category sites
Jenis
jurnalisme ini sering dikaitkan dengan mesin pencari (search engines) tertentu
(seperti Altavista atau Yahoo), perusahaan riset pemasaran (seperti Moreover)
atau agensi (Newsindex), dan kadang-kadang bahkan individu yang melakukan usaha
(Paperboy). Di sini, jurnalis online menawarkan links yang mendalam ke
situs-situs berita yang ada di manapun di World Wide Web. Links tersebut
kadang-kadang dikategorisasi dan bahkan diberi catatan oleh tim editorial.
Situs-situs semacam ini umumnya tidak menawarkan banyak editorial content yang
diproduksi sendiri, namun terkadang menawarkan ruang untuk chatting atau
bertukar berita, tips dan links untuk publik umum.
3. Meta & Comment sites
Ini
adalah situs tentang media berita dan isu-isu media secara umum. Kadang-kadang
dimaksudkan sebagai pengawas media (misalnya: Mediachannel, Freedomforum,
Poynter’s Medianews). Kadang-kadang juga dimaksudkan sebagai situs kategori dan
indeks yang diperluas (seperti: European Journalism Center Medianews,
Europemedia). Editorial content-nya sering diproduksi oleh berbagai jurnalis
dan pada dasarnya mendiskusikan content lain, yang ditemukan di manapun di
Internet. Content semacam itu didiskusikan dalam kerangka proses produksi
media. ”Jurnalisme tentang jurnalisme” atau meta-journalism semacam ini cukup
menjamur.
4. Share & Discussion sites
Ini
merupakan situs-situs yang mengeksploitasi tuntutan publik bagi konektivitas,
dengan menyediakan sebuah platform untuk mendiskusikan content yang ada di
manapun di Internet. Dan kesuksesan Internet pada dasarnya memang disebabkan
karena publik ingin berkoneksi atau berhubungan dengan orang lain, dalam
tingkatan global yang tanpa batas.
Situs semacam ini bisa dibilang memanfaatkan potensi Internet, sebagai sarana untuk bertukar ide, cerita, dan sebagainya. Kadang-kadang dipilih suatu tema spesifik, seperti: aktivitas anti-globalisasi berskala dunia (situs Independent Media Centers, atau umumnya dikenal sebagai Indymedia), atau berita-berita tentang komputer (situs Slashdot).
Situs semacam ini bisa dibilang memanfaatkan potensi Internet, sebagai sarana untuk bertukar ide, cerita, dan sebagainya. Kadang-kadang dipilih suatu tema spesifik, seperti: aktivitas anti-globalisasi berskala dunia (situs Independent Media Centers, atau umumnya dikenal sebagai Indymedia), atau berita-berita tentang komputer (situs Slashdot).
Jurnalisme masa depan
Jurnalisme
online layak disebut dengan jurnalisme masa depan. Karena perkembangan
teknologi memungkinkan orang membali perangkat pendukung akses internet praktis
seperti notebook atau netbook dengan harga murah. Apalagi kalau
koneksi internet mudah diperoleh secara terbuka seperti hotspot (WiFi) di
ruang-ruang publik. Sehingga minat masyarakat terhadap media bisa bergeser dari
media cetak ke media online. Hal itupun sekarang mulai terjadi. Bahkan beberapa
media cetak besar di Amerika Serikat, seperti kelompok Chicago Tribune, mulai
merugi dan terancam gulung tikar. Karena masyarakat mulai beralih ke media
online.
Cyber media dan perkembangan
teknologi komunikasi
Perkembangan media tidak lepas dari perkembangan
teknologi komunikasi. Kalau dulu orang hanya mengenal media cetak dan
elektronik (televisi dan radio), kini seiring perkembangan teknologi komunikasi
berbasis cyber, maka media pun mengikutinya dengan menjadikan internet sebagai
media massa. Kini seiring perkembangan teknologi telepon seluler, berita-berita
di internet juga bisa diakses melalui ponsel.
Mengapa jurnalisme online memagang peranan penting dalam
perkembangan media massa saat ini?
a. Jurnalisme online membawa
nilai egaliter.
Setiap individu bebas merealisasikan sumber dayanya dari
mengerahkan segala potensinya untuk menggapai semua bagian dalam menentukan
jalan yang disenangi. Setiap
individu bebas memanfaatkan peluang berkomunikasi dengan siapa saja untuk
mewarisi peradaban dunia dengan bebas dan mengaktualisasikan dirinya.
b. Jurnalisme online membawa nilai liberal.
Dalam
jurnalisme online sangat menjunjung tinggi adanya kebebasan berpendapat serta
berkumpul dan berserikat. Menurut paham liberal, ini merupakan kebebasan asasi
yang dimiliki oleh setiap manusia. Selain itu posisi antara masyarakat dan
negara adalah setara, dalam artian bahwa negara tidak boleh mencampuri urusan
atau kehidupan masyarakat.
Keuntungan
(Karakteristik) Jurnalisme Online
Seperti
tertulis dalam buku Online Journalism. Principles and Practices of News for
The Web (Holcomb Hathaway Publishers, 2005), ada beberapa keuntungan yang
bisa diperoleh dari jurnalisme online:
Audience Control. Jurnalisme online memungkinkan audience untuk bisa lebih
leluasa dalam memilih berita yang ingin didapatkannya
Nonlienarity. Jurnalisme online memungkinkan setiap berita yang
disampaikan dapat berdiri sendiri sehingga audience tidak harus membaca secara
berurutan untuk memahami
Storage and retrieval. Online jurnalisme memungkinkan berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah oleh audience
Storage and retrieval. Online jurnalisme memungkinkan berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah oleh audience
Unlimited Space. Jurnalisme online memungkinkan jumlah berita yang
disampaikan/ ditayangkan kepada audience dapat menjadi jauh lebih lengkap
ketimbang media lainnya.
Immediacy. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat disampaikan
secara cepat dan langsung kepada audience
Multimedia Capability. Jurnalisme online memungkinkan bagi tim redaksi untuk
menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya di dalam berita
yang akan diterima oleh audience
Interactivity. Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan
partisipasi audience dalam setiap berita.
Kelebihan media online:
- Mampu menyajikan berita dan informasi dalam waku yang sangat cepat
- Aktual, real time. Berita bisa langsung dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung. Karakter ini juga dimiliki media TV dan radio, namun kelebihan media online adalah mekanisme publikasi real time itu lebih leluasa, tanpa dibatasi periodisasi dan jadwal terbit atau jadwal siaran (program). Kapan dan di mana saja, maka wartawan media online mampu mempublikasikan berita.
- Leluasa dengan jadwal. Bisa diterbitkan dari mana saja dan kapan saja
- Berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah. Media online bisa menerbitkan dan mengarsip artikel-artikel untuk dapat dilihat kapan saja.
- Multimedia. Media online dapat menyajikan informasi lebih kaya ketimbang jurnalisme tradisional, yaitu bisa menggabungkan tulisan (script), gambar (grafis), dan suara (audio), bahkan audio-visual (film, video) dalam satu kesatuan.
- Memberi pilihan pada publik untuk memberi tanggapan, berinteraksi, atau bahkan meng-customize (menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan publik bersangkutan) terhadap berita-berita tertentu (interactivity).
- Kaya informasi. Media online bisa menyiarkan informasi dalam jumlah banyak dalam waktu bersamaan dan sangat pendek. Pengelola media online sangat mungkin meng-upload atau posting informasi terbaru kapan saja dan sebanyak-banyaknya tanpa batasan halaman atau durasi.
KONSEP MEDIA ONLINE
·
Komunikasi data : pengiriman data menggunakan transmisi elektronik dari
terminal/computer satu ke terminal lain/computer lain.
·
Contoh terminal data (yang umum) : printer, monitor PC, keyboard, plotter,
scanner, dll.
·
Elemen-2 Komunikasi Data :
- Sumber Data
- Media Transmisi
- Penerima Data
Sumber
Data : elemen yang bertugas mengirimkan informasi / data,
contoh ; telepon, fax, terminal dll
· Sumber
Data dilengkapi oleh Transmitter
· Output
Transmitter pada Sumber Data : pulsa listrik, gelombang elektromagnetik, pulsa
digital
· Contoh
Transmitter : modem
· Media Transmisi : media yang
digunakan untuk mengirimkan data dari sumber data ke penerima data
· Media
Transmisi terdiri dari 2 katagori / jenis : media transmisi fisik dan media
transmisi non fisik.
· Media
Transmisi Fisik, contoh : kawat tembaga, kabel coaxial, kabel serat optic.
· Media
Transmisi Non Fisik, contoh : gelombang elektromagnetik
· Penerima Data : elemen yang
bertugas menerima informasi / data, contoh ; telepon, fax, terminal
dll.
· Penerima
Data dilengkapi oleh Receiver
· Penjabaran
tiga elemen utama komunikasi data :
· Perangkat
Terminal data (Data Terminal Equipment) : Perangkat yang berfungsi mengirim
serta menerima data / informasi dari tempat lain.
· Implementasi
Komunikasi Data saat ini :
- Reservasi Tiket secara online
- Mesin ATM pada perbankan
- Bank dengan sistem online
- Internet & E-mail
- Teleconference (audio/video)
- LAN / WAN / MAN
- GSM / CDMA
- GPS (Global Positioning System)
- Dll
Pertarungan
Kredibilitas Media Online
Pesatnya
pertumbuhan internet di Indonesia memiliki dampak yang signifikan terhadap
pengguna media. Indonesia mendapat rangking ketiga seasia tenggara sebagai
pengguna internet terbanyak setelah China dan India. Prospek ini mempengaruhi
maraknya pertumbuhan media online. Bahkan menurut data penelitian AJI sendiri
media online sendiri naik 26 % menjadi 30 % dibandingkan tahun lalu, setelahnya
baru media televisi, cetak dan radio menjadi topik diskusi menarik,
dalam Seminar New Media, Kamis (7/3/2013), di Hotel Morrisey Jakarta.
Hal
ini berdampak pula pada pemasang iklan dari 87 triliyun iklan yang
masuk, 1 trillyun disabet oleh media online dalam kurun waktu satu tahun.
Menurut Sumarjono Sekjen AJI Jakarta, menyatakan bahwa pertumbuhan media online
yang semakin pesat tentu tidak lepas dari problem-problem jurnalistik.
Teruratama tentang pakem jurnalistik. “Bisnis yang menggiurkan tapi punya
dampak yang mengoyak-ngoyak pakem jurnalistik” . Katanya pada 80 peserta yang
hadir diruangan seminar tersebut.
Disisi
lain system online membutuhkan kecepatan, sehingga proses jurnalistikpun
berubah. Media sekarang mengajak pembaca sekaligus jadi objek pelaku. Maka
perlu difikirkan format ideal media online yang masuk dalam ranah media publik
harus punya kode etik. Etika jurnalistik sudah banyak dilanggar oleh para
jurnalis media online. Hanya untuk mengejar target traffic dan profit perusahaan.
Dalam
sesi pertama, Heru Margianto, dari Pengurus Aliansi Jurnalis
Independen,menyampaikan tentang Media online, Pembaca, Laba dan Etika” sempat
menyinggung jurnalisme baru. Ia menukil tentang pemberitaan saat ini bukan lagi
hasil verifikasi,namun proses verifikasi yang dijadikan berita, genre baru
berita sepotong-sepotong, kecepatan adalah kredo, dan traffic dijadikan agama.
Sementara
Pandu Wiryawan melirik prospek pasar pengguna internet Indonesia. justru
menggiurkan dibanding Negara tetangga seperti Malaysia, dan Singapura. 63 juta
orang Indonesia pengguna internet pada tahun 2012. “Pengguna mengakses internet
35 jam per minggu, dan jika dirata-ratakan perharinya adalah 5 jam, dan hal ini
adalah peluang”. ungkapnya.
Seminar
New Media yang bertajuk “"Pertumbuhan Pengakses, Bisnis dan Problem Etika”
juga menghadirkan ibu Shinto Nugroho dari Geogle Indonesia yang membahas
tentang kode etik pengguna goegle, dan peluang-peluang apa saja yang bisa
dimanfaatkan media di geogle.
Sammy
A. Pangerapan, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia,
mengkritisi tentang pola kerja jurnalis media online seharusnya sama dengan
media cetak, apalagi dengan ruang yang unlimited, agar kredibilitas jurnalis
media online tetap terjaga.
Sesi
kedua, dengan tema “Kepentingan Publik dan Problem etika Media Online”,
pembicaranya adalah Andreas Pawelke (independent Reseacher), Nezar Patria
(Viva.co.id), dan Agus Sudibyo (Dewan Pers).
Nezar
melontarkan sejumlah isu kunci tentang karakter media online saat ini, yakni
diantaranya kecepatan vs akurasi, munculnya presepsi yang keliru, traffic
sebagai pencapaian utama. Sementara Agus Sudibyo sendiri
berpendapat bahwa; asset termahal media adalah kredibilitas, maka media online
saat ini bertaruh dengan hal itu agar tetap eksis. Tingkat ketaatan media pers
khususnya media online terhadap Kode etik Jurnalistik dan pedoman media
pers di media online yang masih rendah perlu menjadi perhatian.
Disamping
peluang media online atau cyber dalam bisnis cukup menggiurkan, problematika
kode etik, plagiasi berita, masalah hukum, dan akurasi menjadi tantangan untuk
pertumbuhan media online ke depan. [Elvira Suryani/wasathon.com]
Posting Komentar